- 16:26
- 0 Comments
Sering kita melihat bagaimana orantua memaksa anaknya memilih karir berdasarkan ketetapan dari orang tuanya , nak nanti kalau sudah besar jadi ahli hukum ya seperti ayah , nak kalau bisa nanti kalau sudah besar harus lebih besar dari ayah jadi dosen , ayah sekarang hanya seorang guru , ibunya berkata nak nanti kalau besar kerja di kantoran ya karena ibu sudah cukup susah menjadi petani
Pertanyaan besar kita karir setiap anak-anak kita siapa menjalankan , siapa yang menggeluti , berkumpul dengan masalah-masalah yang terjadi dalam perjalanan karirnya ?? orang tua ataukah anaknya , siapa nantinya yang akan mengalami kegagalan-kegagalan karir dalam pekerjaannya orang tua apakah anaknya . siapakah yang menjalani setiap kepenatan dan tekanan yang terjadi dalam pekerjaannya orang tua apakah anaknya ???
Sukakah orang tua merasakan kepedihan anaknya yang menjalani karir sepanjang hidupnya , sedangkan si anak menjalankan karir dengan hati yang terpaksa , proses menjalani karir dengan setengah-setengah , dokter yang setengah , guru yang setengah , politisi yang setengah , aparat keamanan yang setengah , setengahnya lagi adalah rasa penyesalan si anak atas pekerjaan yang digelutinya ,jika rasa penyesalan itu terus membanyangi ?? maka si anak ah sudahlah tak apa saya memberikan obat dari perusahaan yang membayar saya , ah sudahlah saya mengajarkan materi ajar yang tak berhubungan dengan keahlian siswa , ah sudahlah rakyat mengemis kelaparan sementara makananya kumakan , maka aparat keamanan menjawab ah tak apa walalupun mereka terlalu kenyang toh saya juga ikut menyuapi nasinya .........
Bagaimana setiap sektor di masyarakat jika dalam setiap sektornya hanya diisi dengan orang-orang yang berhati setengah-setengah , bagaimana sektor ekonomi yang lain jika para orang-orang ahlinya disuruh ibunya bekerja dikantor semua , siapa yang ahli menjadi petani , siapa yang ahli menjadi tukang kebun , siapa yang ahli menjadi peternak , siapa yang ahli menangani bencana , siapa yang ahli menjadi ilmuan di bidang-bidang tertentu ...jika semua berebut kerja di kursi empuk dan melihat monitor ...
Kemana semua pasokan bahan makanan yang kualitas jika kita setiap tahunnya mengimpor bahan baku pangan dari luar negeri apakah kata-kata berdikari yang kita gaungkan dari jaman kemerdekaan sudah mulai hilang ditelan arus global...bagaimana kita mengelola bahan baku karet, kayu, kulit , kapas jika kita hanya mengirimnya di luar negeri dan kita beli lagi karena tak ada ilmuan-ilmuan yang lahir dari ibu pertiwi .........
Timbul pertanyaan dalam hati apakah sekarang waktunya berhenti , berhenti kepada orang tua yang memaksakan karir anaknya , berhenti terhadap mengintervensi bakat-bakat anak kita yang terpendam , berhenti gengsi karena anaknya tidak memakai dasi ketika berangkat bekerja , tak memakai kemeja ketika mencium tangan kita , berhenti mengecam mereka jika tidak menuruti setiap kemauan orang tua ?? .......... bagaimana jika setiap orang tua tak mau berhenti menuntun anaknya dengan sebilah tali yang membelenggu tangannya , bangsa ini menunggu generasi yang mengisi kemerdekaan dengan sebuah kebanggaan para penjuang terhadulu .... kebanggaan bebas dari penjajahan di setiap lapisan sektor masyarakat.....bagaiman arti kemerdekaan ini sekarang
Apakah di hari kemudian kemerdekaan indonesia hanya diisi oleh orang-orang kantoran ......... dimanakah lapangan kosong yang lain ........
Untukmu yang tak berhenti bertanya ?...........................
Catatan aristoteles
"mengerjakan apa yang engkau sukai , tidak lah penting , yang penting adalah ialah menyukai apa yang engkau kerjakan "
dan itu didalam jiwamu .........
- 22:42
- 0 Comments
Sering kita merasa bahwa pekerjaan yang kita lakukan menjenuhkan , tak ada gairah dan kurang bersemangat , mengapa hal itu terjadi ?? apakah yang salah padahal kita telah mendapatkan pekerjaan tersebut dengan bersusah payah dari tingkat sekolah menengah atas sampai duduk di bangku perkuliahan . apakah kita telah bosan ?? mengapa kita bosan ??, apa karena kita kurang berprestasi , apa itu penyebab kita bosan , toh kita dulu pernah berprestasi akan tetapi kebosanan itu tetap melanda setelah kesenangan prestasi itu telah berlalu
apakah kita harus berpindah pekerjaan tapi usaha kita selama ini akan sia-sia , apakah betul akan sia-sia?? saya rasa pekerjaan yang sekarang sudah saya hitung untuk mencapai tahap-tahapan karir saya kedepan akan hancur seketika ketika saya membuat tahapan-tahapan baru dalam hidup ketika berganti pekerjaan , berikut tips menentukkan pilihan apakah kita harus berganti pekerjaan apa memperteguh pekerjaan kita yang telah kita bangun sejak lama
- Menghayati kembali bahwa dalam hidup manusia telah memilki cetakkan/DNA print yang telah ada didalam diri manusia itu sendiri berdasarkan hereditas turunan dari induk kita terdahulu sehingga setiap manusia sebenarnya sudah memiliki tempat di bidangnya sesuai dengan kompoisisi jiwa dan raga yang telah di miliki. ikutlah kemana jiwa ini melangkah maka jiwa akan secara otomatis menuntun kita pada pekerjaan sesuai bidang kita
- Hayati kembali bahwa untuk menghasilkan prestasi dan karya-karya besar diperlukan keminatan yang serius dan kemampuan bakat yang unik yang tak dimiliki banyak orang dan hanya dirimulah yang memilikinya ketika amunisi minat dan bakat sudah sesuai pada tempatnya maka ketahanan kita untuk mencapai prestasi akan sangat mudah
- Buang pikiran negative bahwa dengan kita mencoba hal baru sesuai jiwa malah akan menghacurkan hidup kita , setidaknya dalam masa pencarian pekerjaan sesuai dengan jiwa itu manusia akan menemukkan kenimatan dan kebermaknaannya , dari pada berada dalam kepayahan karena kita terus menerus menekuni pekerjaan yang tak sesuai dengan minat dan bakat kita
- Ada si tukang hikmah berkata "kebahagiaan akan dekat dengan orang-orang yang berani" berani lah melangkah mulai dari sekarang , ambil resiko kesuksesan datang bukan kepada orang-orang yang tak mau ambil resiko , akan tetapi orang yang siap menempa masalah dan punya keyakinan terhadap pilihan-pilihan yang diambilnya
- Lakukanlah tanpa meninggalkan pekerjaan lama dengan begitu anda bisa meminimalisir resiko yang anda terima
- Terakhir cobalah semua hal sesuai jiwamu dan renungkanlah jika kamu rela mati-matian dengan bidang itu hingga kamu mengerahkan semua waktu , tenaga dan pikiranmu disana maka kamu sudah menemukannya dan itu butuh proses bro tidak instan tidak ada yang instan di dunia ini selamat mencoba love ur job
kunjungi artikel-artikel lainnya 25light.blogspot.com
- 21:55
- 0 Comments